HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Memandang Rendah Manusia dalam Pandangan Islam

Bayangkan jika semua orang di dunia ini memandangmu dengan mata yang sama, tanpa perbedaan. Apakah dunia akan terasa lebih adil, atau justru membosankan? Lantas, mau sampai kapan kita memandang rendah orang lain?

Kita semua pasti pernah merasa disalah pahami atau dihakimi hanya karena perbedaan. Terkadang, kita dipandang hanya dari luar, tanpa orang lain berusaha memahami niat atau latar belakang kita. Di kehidupan sehari-hari, sangat mudah untuk menilai orang lain hanya dari perspektif kita sendiri. Tapi, tahukah kamu bagaimana Islam mengajarkan kita untuk melihat manusia dengan berbagai perspektif?

Setiap Manusia Itu Mulia

Islam mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan dengan kemuliaan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 13:

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa dan bersuku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia dari kamu pada Allah adalah yang paling bertakwa."

Ajaran ini menekankan bahwa perbedaan bukan alasan untuk merendahkan, tetapi untuk saling mengenal dan menghargai. Islam menolak pandangan yang meremehkan seseorang berdasarkan ras, suku, atau status sosial. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas non-Arab, begitu pula sebaliknya."

Kisah Sahabat: Pelajaran untuk Tidak Meremehkan

Banyak kisah dalam sejarah Islam yang mengajarkan kita untuk tidak menilai orang dari penampilan atau masa lalunya. Umar bin Khatab, misalnya, berkata: "Berilah seseorang kesempatan untuk berubah, sebab orang yang hampir membunuh Rasulullah kini terbaring di sebelah makam beliau."

Khalid bin Walid, yang pernah memimpin perang melawan Islam, kemudian menjadi salah satu panglima terbesar dalam sejarah Islam, dijuluki "Pedang Allah". Jangan pernah menilai seseorang dari masa lalunya, karena setiap orang memiliki potensi untuk berubah.

Begitu pula dengan Bilal bin Rabah, seorang mantan budak yang status sosialnya rendah di mata manusia, tetapi sangat mulia di sisi Allah. Sepatu Fir'aun yang penuh kekuasaan ada di neraka, sedangkan sendal Bilal bin Rabah ada di surga. Ini mengajarkan kita bahwa harta dan status tidak menentukan nilai seseorang di hadapan Allah.

Melihat dengan Kasih Sayang

Dalam Islam, kita diajarkan untuk melihat orang lain dengan kasih sayang, bukan dengan mata penghakiman. Setiap orang memiliki ujian dan perjuangannya masing-masing, yang terkadang tak terlihat oleh kita. Oleh karena itu, kita dituntut untuk selalu berprasangka baik (husnuzan) dan menahan diri dari menghakimi.

Hanya Allah yang tahu niat dan hati manusia. Karena itu, kita harus selalu mengutamakan kebaikan dalam melihat dan berinteraksi dengan orang lain.

Sudahkah kita memandang orang lain dengan adil dan penuh kasih sayang, seperti yang diajarkan oleh Islam? Atau, kita seringkali hanya fokus pada kelemahan orang lain tanpa berusaha memahami perjuangan yang mereka lalui?

Jika artikel ini memberikan perspektif baru dan bermanfaat untuk kamu, jangan ragu untuk membagikannya kepada teman-temanmu. Mari kita bersama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik dengan memandang manusia sebagaimana Islam mengajarkannya.

Penulis : Muhammad Andriyanto

Close Ads